Modernis.co, Malang – Indonesia merupakan negara dengan ciri khas keberagaman suku, agama dan budayanya. Dibalik itu semua sifat kerukunan dan toleransi antarumat beragama sangat diperlukan untuk membentuk suatu negara berideologi Pancasila yang bermakna Bhineka Tunggal Ika.
34 provinsi dan memiliki sekitar 267 juta penduduk merupakan tugas besar negara ini untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi satu ideologi yaitu ideologi Pancasila.
Pancasila merupakan solusi atas keberagaman dan perbedaan dalam tubuh rakyat Indonesia, segala sesuatu yang berkenaan dengan kepercayaan, persatuan, kesejahteraan, dan keadilan semuanya telah dibahas di dalam nilai-nilai Pancasila.
Upaya-upaya yang dapat merusak Pancasila sebagai sumber ataupun acuan dalam kehidupan bernegara harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak terutama rakyat Indonesia. Paham-paham seperti komunisme, radikalisme, dan anti Pancasilais merupakan salah satu yang harus diwaspadai karena dapat menimbulkan kerusakan dalam keberagaman yang selama ini sudah terjalin dengan sangat baik meskipun keberagaman tersebut masih belum terjadi secara sempurna.
Bhineka Tunggal Ika dalam Keberagaman Suku, Agama, dan Budaya
Jika kita berbicara tentang Indonesia tentu hal yang paling utama adalah keberagaman suku dan budayanya yang sudah menjadi simbol penting bagi bangsa Indonesia sendiri. Keberagaman suku dan budaya di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, seperti halnya suku Dayak di Kalimantan yang memiliki ciri khas yaitu telinga panjang, yang di mana menurut kepercayaan mereka memanjangkan telinga adalah untuk menunjukkan bahwa mereka adalah seorang bangsawan.
Selain itu, ada suku Asmat di Papua yang memiliki ciri khas tutup kepala yang dibuat dari bulu cendrawasih dan masih banyak lagi ciri khas keberagaman suku yang ada di Indonesia. Begitu pun dengan budaya, budaya Indonesia memiliki ragam dan juga ciri khas tersendiri seperti halnya batik, wayang, reog Ponorogo dan lain sebagainya. Tentunya keberagaman ini tidak pernah menimbulkan konflik antar suku, karena sejatinya mereka tidak pernah beranggapan bahwa suku mereka yang paling tua atupun warisan budaya merekalah yang paling banyak diminati wisatawan asing, mereka sangat menghargai semua suku maupun perbedaan budaya meskipun mereka berada di daerah yang berbeda.
Selain keberagaman suku dan budaya, Indonesia juga memiliki keberagaman toleransi dalam hal beragama. Agama di Indonesia yang diakui hanya 6 yaitu, Islam, Protestan, katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Islam merupakan salah satu agama dengan pengikut terbanyak di Indonesia.
Semua warga negara wajib dan berhak memeluk atau menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing tanpa adanya paksaan dan diskriminasi, karena hal tersebut telah sesuai dengan sila pertama dalam Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Semua agama juga berhak menjalankan ibadah tanpa adanya gangguan dari agama lain.
Maka dari itu jika ada segala sesuatu berupa penghinaan yang mengatasnamakan suatu agama akan secara tegas diberikan peringatan atau diberi hukuman sesuai dengan undang-undang dan ketetapan yang berlaku.
Indonesia merupakan negara dengan ciri khas keberagaman suku, agama dan budayanya. Dibalik itu semua sifat kerukunan dan toleransi antarumat beragama sangat diperlukan untuk membentuk suatu negara berideologi Pancasila yang bermakna Bhineka Tunggal Ika. 34 provinsi dan memiliki sekitar 267 juta penduduk merupakan tugas besar negara ini untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi satu ideologi yaitu ideologi Pancasila.
Pancasila merupakan solusi atas keberagaman dan perbedaan dalam tubuh rakyat Indonesia, segala sesuatu yang berkenaan dengan kepercayaan, persatuan, kesejahteraan, dan keadilan semuanya telah dibahas di dalam nilai-nilai Pancasila.
Upaya-upaya yang dapat merusak Pancasila sebagai sumber ataupun acuan dalam kehidupan bernegara harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak terutama rakyat Indonesia. Paham-paham seperti komunisme, radikalisme, dan anti Pancasilais merupakan salah satu yang harus diwaspadai karena dapat menimbulkan kerusakan dalam keberagaman yang selama ini sudah terjalin dengan sangat baik meskipun keberagaman tersebut masih belum terjadi secara sempurna.
Bhineka Tunggal Ika dalam Keberagaman Suku, Agama, dan Budaya
Jika kita berbicara tentang Indonesia tentu hal yang paling utama adalah keberagaman suku dan budayanya yang sudah menjadi simbol penting bagi bangsa Indonesia sendiri. Keberagaman suku dan budaya di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, seperti halnya suku Dayak di Kalimantan yang memiliki ciri khas yaitu telinga panjang, yang di mana menurut kepercayaan mereka memanjangkan telinga adalah untuk menunjukkan bahwa mereka adalah seorang bangsawan.
Selain itu, ada suku Asmat di Papua yang memiliki ciri khas tutup kepala yang dibuat dari bulu cendrawasih dan masih banyak lagi ciri khas keberagaman suku yang ada di Indonesia. Begitu pun dengan budaya, budaya Indonesia memiliki ragam dan juga ciri khas tersendiri seperti halnya batik, wayang, reog Ponorogo dan lain sebagainya.
Tentunya keberagaman ini tidak pernah menimbulkan konflik antar suku, karena sejatinya mereka tidak pernah beranggapan bahwa suku mereka yang paling tua atupun warisan budaya merekalah yang paling banyak diminati wisatawan asing, mereka sangat menghargai semua suku maupun perbedaan budaya meskipun mereka berada di daerah yang berbeda.
Selain keberagaman suku dan budaya, Indonesia juga memiliki keberagaman toleransi dalam hal beragama. Agama di Indonesia yang diakui hanya 6 yaitu, Islam, Protestan, katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Islam merupakan salah satu agama dengan pengikut terbanyak di Indonesia. Semua warga negara wajib dan berhak memeluk atau menganut agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing tanpa adanya paksaan dan diskriminasi, karena hal tersebut telah sesuai dengan sila pertama dalam Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Semua agama juga berhak menjalankan ibadah tanpa adanya gangguan dari agama lain. Maka dari itu jika ada segala sesuatu berupa penghinaan yang mengatasnamakan suatu agama akan secara tegas diberikan peringatan atau diberi hukuman sesuai dengan undang-undang dan ketetapan yang berlaku.
Bhineka Tunggal Ika dalam Tubuh Pancasila
Keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia memang menjadi sesuatu hal yang wajib di hormati bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali. Hal tersebut tentu memiliki tujuan yaitu untuk membentuk suatu negara kesatuan dengan adanya persatuan dari masing-masing pihak yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam sila ketiga “Persatuan Indonesia.”
Namun pada kenyataannya persatuan yang di inginkan oleh Pancasila tidak berjalan semestinya, masih banyak tindakan atau perilaku sara (tindakan diskriminasi terhadap suku atau agama) yang di mana hal itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Banyak pihak atau oknum-oknum yang merasa bahwa Pancasila tidak cocok untuk dijadikan sebagai ideologi Negara, sejatinya mereka tidak paham mengenai makna Pancasila yang sesungguhnya, mereka juga hanya mementingkan ego-pribadi demi kepentingan suatu kelompok tanpa memikirkan kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Pemahaman berupa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam lima sila Pancasila harus dijalankan sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku, artinya semua warga negara wajib mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, agar Pancasila bukan hanya sekadar ideologi dan cita-cita saja.
Bhineka Tunggal Ika yang ada pada tubuh Pancasila merupakan tanda atau bukti bahwa Indonesia sangat menghargai dan menginginkan adanya persatuan dan kesatuan, tidak peduli mereka dari suku, agama, dan budaya manapun semuanya satu di dalam satu kesatuan pancasila dan satu makna di dalam Bhineka Tunggal Ika.
Bhineka Tunggal Ika dalam Tubuh Pancasila
Keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia memang menjadi sesuatu hal yang wajib di hormati bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali. Hal tersebut tentu memiliki tujuan yaitu untuk membentuk suatu negara kesatuan dengan adanya persatuan dari masing-masing pihak yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam sila ketiga “Persatuan Indonesia.”
Namun pada kenyataannya persatuan yang di inginkan oleh Pancasila tidak berjalan semestinya, masih banyak tindakan atau perilaku sara (tindakan diskriminasi terhadap suku atau agama) yang di mana hal itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Banyak pihak atau oknum-oknum yang merasa bahwa Pancasila tidak cocok untuk dijadikan sebagai ideologi Negara, sejatinya mereka tidak paham mengenai makna Pancasila yang sesungguhnya, mereka juga hanya mementingkan ego-pribadi demi kepentingan suatu kelompok tanpa memikirkan kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Pemahaman berupa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam lima sila Pancasila harus dijalankan sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku, artinya semua warga negara wajib mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, agar Pancasila bukan hanya sekadar ideologi dan cita-cita saja.
Bhineka Tunggal Ika yang ada pada tubuh Pancasila merupakan tanda atau bukti bahwa Indonesia sangat menghargai dan menginginkan adanya persatuan dan kesatuan, tidak peduli mereka dari suku, agama, dan budaya manapun semuanya satu di dalam satu kesatuan pancasila dan satu makna di dalam Bhineka Tunggal Ika.
Oleh: Muhammad Annas Firdaus (Mahasiswa Hukum Keluarga Islam Universitas Muhammadiyah Malang)